PERAN MAHASISWA DALAM PERGERAKAN NASIONAL


Didi Rosadi Assegaf

Sejarah nasional telah mencatat sebelum republik ini merdeka, cikal bakal pergerakan nasional lahir dari Organisasi Budi utomo. Budi Utomo (ejaan Soewandi: Boedi Oetomo) adalah sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908.1 Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa. Namun penulis merasa bahwa pergerakan nasional yang maha dahsyat terjadi di tahun 1998 dimana puncak gerakannya yaitu penjatuhan Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia ke 2.


Di masa Orde Baru pada 1997, menurut Bank Dunia, 20 sampai 30% dari dana pengembangan Indonesia telah disalahgunakan selama bertahun-tahun. Krisis finansial Asia pada tahun yang sama tidak membawa hal bagus bagi pemerintahan Presiden Soeharto ketika ia dipaksa untuk meminta pinjaman, yang juga berarti pemeriksaan menyeluruh dan mendetail dari IMF.

Meskipun sempat menyatakan untuk tidak dicalonkan kembali sebagai Presiden pada periode 1998-2003, Soeharto tetap memastikan ia terpilih kembali oleh parlemen untuk ketujuh kalinya di Maret 1998. Setelah beberapa demonstrasi, kerusuhan, tekanan politik dan militer, serta berpuncak pada pendudukan gedung DPR/MPR RI, Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 untuk menghindari perpecahan dan meletusnya ketidakstabilan di Indonesia. Pemerintahan dilanjutkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, B.J. Habibie.

Dalam perjalanannya selama 32 tahun lamanya, ada catatan buruk atas tindakan represif Soeharto yang menjadikan beliau sebagai “penjahat kemanusiaan” diantaranya diskrimasi ras atau membatasi kebebasan warganegara Indonesia keturunan Tionghoa, dan dianggap sebagai rezim paling korupsi sepanjang masa dengan jumlah korupsi sebanyak 15 miliar USD sampai 35 miliar USD, pelanggaran HAM, mengengkang kebebasan pers, mengintimidasi hak-hak politik rakyat.

Setelah pengunduran diri Soeharto sebagai presiden, kemudian lahir era baru era dimana semua rakyat Indonesia meanganggap ini sebagai angin segar yang akan membawa Indonesia pada kesejahteraan ekonomi dan keadilan sosial sebagaimana yang di janjikan konstitusi. Namun ternyata tidak....setelah bangku presiden bergeser dari Soeharto ke B.J Habibie, kemudian ke Abdurahman Wahid (Gusdur), kemudian ke Megawati, kemudian ke SBY dan terakhir Jokowi. Konsepsi tentang Reformasi tak ubahnya seperti menjadi.....

Mahasiswa yang memegang teguh idealisme sempat bertahan sampai abad ke XX dan kini sudah mulai tergerus oleh perubahan zaman. Pragmatisme telah menjelma menjadi virus yang sangat cepat menjalar dan menggerogoti konstruksi berpikir kaum intelektual, sehingga nilai-nilai perjuangan yang idealis kini telah berubah menjadi hal yang langka. Solidaritas bukan lagi tolak ukur kesetiakawanan, namun materilah yang menjadi penentu seberapa kuat persekawanan itu bisa utuh.

Oleh : D.R. Assegaf

0 Response to "PERAN MAHASISWA DALAM PERGERAKAN NASIONAL"

Posting Komentar

DILARANG KERAS!!

1. Berkomentar Tidak Sopan
2. Sesuai dengan topik