Dr.
H. Ali Nurdin, M.Si
“Sosok Aktivis, Konsultan Politik sekaligus
Akademisi”
Ali
Nurdin adalah
salah satu sosok “putra” Banten yang berhasil terjun menjadi konsultan politik
nasional. Dia mampu membuktikan bahwa seorang anak Kacapi Amis, sebuah kampung
di kecamatan Menes, Pandeglang (Banten bagian Selatan) bisa menjadi seorang ahli
strategi media massa dan kampanye grass-root
yang diperhitungkan. Dilahirkan di Pandeglang Banten, 14 September 1964
Sosok
Ali Nurdin menyeruak dalam entrepreneurial
politik tanah air. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun sebagai praktisi public relations, setelah sebelumnya
bekerja Raja Garuda Mas Group, Kaltim Prima Coal, dan Freeport Indonesia.
Pernah juga menjadi wartawan di Harian Republika dan Pelita. Diantara berbagai
“jelajah” atau Perjalanan “bisnis” konsultan politiknya itu, ia mampu
“membesarkan” Strategy Consulting. Strategy Consulting adalah Lembaga konsultan
public relations yang sedang
berkembang di Indonesia. Dengan spesialisasi jasa di bidang media management, government communication,
personal branding dan strategic
public relations. Dan kini ia “berperan” menjadi bos besar-nya (Direktur Strategy Consulting).
Doktor
Ilmu Politik Universitas Padjajaran (UNPAD) ini merupakan pakar di bidang Hubungan
Internasional dan Kebijakan Publik. Minat studinya berfokus pada riset-riset Participatory Action Research (PAR), Public Opinion Management, dan Political Campaign.
Beliau
menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Padjadjaran Bandung Hubungan Internasional,
pada Tahun 1988, dan melanjutkan S2 di Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan
“konsentrasi jurusan” Ilmu Administrasi Kebijakan Publik pada tahun 2007.
Dan
di kampus yang sama ketika S1-nya yaitu UNPAD, beliau meraih gelar Doktor di
bidang Ilmu Politik pada 19 September 2014 kemarin.
Dalam
karir intelektual beliau pernah menjadi Dekan FISIP Universitas Mathla’ul
Anwar, Wakil Rektor IV, dan kini menjadi Wakil Rektor III Universitas Mathla’ul
Anwar Banten. Dan beliau juga tercatat sebagai konseptor, pengamat politik dan
akademisi kampus yang mumpuni.
Selain
memiliki reputasi dalam karir intelektual yang impresif, beliau memiliki
kemampuan manajerial yang sangat baik terutama dalam beberapa aspek: decisive leadership, entrepreneurial, team
building, dan reformist.
Dengan
latar belakang intelektual dan manajerial tersebut, beliau juga memiliki
pengaruh dan jaringan yang luas dengan berbagai pihak di sektor-sektor
industri, cendekiawan, kalangan intelektual dan pengambil kebijakan.
Sebagai
penulis artikel koran-koran nasional. Beliau juga menulis beberapa publikasi
yang sebagian besar dilakukan berdasarkan riset lapangan. Karya akademik
penting yang diangkat dari tulisan yang disampaikan di forum nasional dan
internasional beliau sangatlah “banyak”, baik tulisan di bidang Sosial dan Politik,
Demokrasi, dan juga bidang Pembangunan Regional dan Daerah. Diantara
karya-karya tersebut antara lain: Anatomi Agenda dan
Strategi Perjuangan Kelompok Kritis dalam buku Banten Melangkah Menuju
Kemandirian Kemajuan dan Kesejahteraan, Masalah dan Prospek Demokratisasi di
Daerah: Sebuah Survei Awal dalam Buku Stakeholders dan Kebijakan Publik dalam
Dinamika Politik dan Pembangunan Daerah Provinsi Banten, LSPB, dan Ia menjadi Editor pada buku Pembaruan Kembali Pendidikan
Islam yang diterbitkan Pengurus Besar Mathla’ul Anwar-Jakarta.
Dalam
dunia “Ormas Keagamaan”, Ali Nurdin terlibat aktif membesarkan Ormas Mathla’ul
Anwar. Diantaranya, beliau juga tercatat sebagai “aktivis” pengurus besar
Mathla’ul Anwar (MA). Di sela-sela kesibukannya pula, Ia menyempatkan diri merintis
dan membina Mathla’ul Anwar Global School
(MAGS) yaitu sebuah Perguruan Islam ber-akreditas Internasional yang mengelola
lembaga pendidikan formal dari TK hingga MA dan Pondok Pesantren, yang berada
di Menes, Pandeglang Banten.
Sebagai
anak muda, kala itu Ali Nurdin tahun 1988, usianya baru 24 tahun terlibat aktif
mengajar di Kampus Mathla’ul Anwar yang kala itu masih sekolah tinggi dan ia “langsung”
juga aktif dalam Organisasi Kemasyarakatan Mathla’ul Anwar. Maka tak heran jika
dia “hari ini” adalah salah seorang kader Mathla’ul Anwar yang sangat diandalkan.
Ali Nurdin, sebenarnya
terkenalnya ia sebagai aktivis. Tercatat dari “perjalanan berorganisasinya”, di
ekstra kampus, ia aktif di HMI hingga KAHMI. Secara intelektual ia banyak
bergulat pemikiran/diskusi dengan kawan-kawannya Saiful Mujani, Humaedi Hasan, dan
lain-lain.
Ini
“mungkin” dari “jelajah” atau “tempaan-tempaan” dalam berorganisasi beliau, yang
membuka jalan dirinya masuk ke “belantara” entrepreneurial
politik profesional. Namun, ia punya prinsip yang selalu jadi pegangan yakni
“Jangan sekali-kali menggadaikan rasionalitas dan keilmuan kita demi rupiah,
karena itu adalah bagian dari “pelacuran intelektual”.
Bagi
penulis profil Ali Nurdin ini begitu penting (urgent). Catatan tentang “style”
Ali Nurdin ini laik menjadi inspirasi. Karena bagaimanapun harus diakui, sepenggal
sejarah hidupnya adalah pembelajaran bagi kita semua. Yaitu untuk tidak mudah
menyerah oleh keadaan.
Sekali
lagi, DR. Ali Nurdin adalah bagian dari orang hebat yang turut “mengharu-biru” Banten.
Saya rasa beliau sangat mumpuni untuk menjadi Pandenglang 1, selain berpendidikan tinggi juga asli kelahiran pandenglang.
BalasHapus