PEMUDA PASKA PERANG DUNIA

Tulisan ini dimuat di koran Radar Banten (10/10/2015)
Oleh Yogi Iskandar
google

Jika membicarakan tentang Perang Dunia, dalam hal ini Perang Dunia II (PD 2), maka kita tidak lupa dengan kekuatan besar dari negara pemenang perhelatan besar tersebut, seperti Amerika dan Unisoviet. Dua kekuatan ini mempunyai banyak peran secara politik paska Perang Dunia II, karena banyak upaya penanggulangan yang dilakukan olehnya paska perang tersebut.
Diakui bahwa Perang Dunia II mempunyai dampak besar bagi banyak negara di belahan dunia. Diantara dampak yang dialami yaitu dari segi politik, ekonomi dan sosial. Sehingga pada saat itu hanya negara-negara kuat saja yang bisa stabil secara ekonomi, politik maupun sosial. Negara lain yang mendapatkan efek buruk dari perang, hanya bisa berupaya keras memperbaiki keadaan buruk agar bisa menjadi lebih baik.
Bagi negara yang kuat, menjadi kesempatan untuk membangun hubungan baik dengan negara lain dengan cara memberikan bantuan moril maupun materil. Seperti yang dilakukan Amerika Serikat (United State) dengan mengeluarkan beberapa program untuk membangun kembali perekonomian dunia, seperti halnya saat meluncurkan program Marshall Plan, yang merupakan program untuk membantu perekonomian negara-negara Eropa Barat. Program ini juga disetujui dalam konfrensi Paris 1947 dan pemberian bantuan ini diakhiri pada tahun 1951. Sebuah negara dapat memperoleh bantuan ini dengan memenuhi kesepakatan-kesepakatan tertentu.
 
Selanjutnya Program Doctrine Truman, yang merupakan kebijakan untuk membantu secara khusus negara Yunani dan Turki, dengan maksud membendung kedua negara tersebut dari pengaruh komunis dan Uni Soviet, serta memerangi pemberontakan yang dilancarkan gerilyawan-gerilyawan komunis dalam negeri.
Ada juga program Point Four yang merupakan program bantuan dalam bentuk perlengkapan ekonomi kepada negara-negara berkembang. Serta bantuan militer yang diberikan pada negara-negara berkembang khususnya Asia.
Dan program Colombo Plan yang merupakan program kerjasama bagi pembangunan ekonomi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Program yang dicetuskan di Colombo 1951 dengan peserta pertama negara-negara persemakmuran Inggris yang selanjutnya diikuti Amerika Serikat, Jepang, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.

google

KEMERDEKAAN
Setiap negara di belahan dunia mempunyai sejarahnya, sudah pasti ada suatu hal kebaikan yang dapat menjadi pelajaran untuk dievaluasi, agar terciptanya pebaikan dan kemajuan bagi negara bersangkutan. Misalkan negara-negara di Asia Timur seperti Korea yang hari ini menjadi negara maju tidak lepas dari sebuah kebangkitan nasional dan jiwa yang mempunyai keinginan luhur akan kemerdekaan dan keluar dari penindasan penjajah, layaknya terjadi di banyak negara pada saat gencar Perang Dunia II.
Sejarah mencatat bahwa sudah Jelas sekali Korea adalah salah satu negara yang memiliki efek akibat Perang Dunia II, sehingga ada dampak dan pengaruh juga terhadap sosial dan ekonomi yang menjadikannya menjadi tidak stabil.
Namun bukan berarti kita harus merenungi dengan kesedihan belaka, harus ada solusi yang strategis dari semua kalangan untuk menyikapi kenangan tersebut. Dan upaya-upaya penyelesaian konflik harus terus dilakukan, karena negara mempunyai sejarahnya masing-masing seperti nasionalisme di Asia berkobar dan timbul negara merdeka seperti halnya negara yang kita cintai ini Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kebangkitan ini juga dialami oleh beberapa negara di Asia yaitu Filipina pada tanggal 4 Juli 1946, India dan Pakistan Dominion pada tanggal 15 Agustus 1947 dan India merdeka Penuh pada tanggal 26 Januari 1950, Burma pada tanggal 4 Januari 1948 dan Ceylon Dominion pada tanggal 4 Februari 1948.
Ini berarti bahwa umat manusia di negara-negara yang mempunyai kenangan pahit setelah Perang Dunia II merasakan hal serupa, yaitu berkeinginan perdamaian abadi dan solusi kongkret serta dukungan dari semua pihak di seluruh penduduk dunia.
Sejarah mencatat, dinamika politik yang dialami beberapa negara masih berusaha fokus kepada penyatuan negara yang terpecah-pecah. Contoh salah satunya di negara maju seperti Korea yang pernah dilakukan oleh presiden Kim Dae Jung, Korea Selatan, menghadirkan suatu kebijakan yang dikenal sebagai Sunshine Policy dimana dalam substansinya tidak lain ialah, bertujuan untuk menyatukan kedua negara yang telah berkonflik sejak era Perang Dingin. Sesungguhnya segala sesuatu yang mengarah kepada perdamaian antar negara harus diapresiasi dan didukung oleh semua kalangan di penjuru negara.
Melalui Sunshine Policy tentu menjadi ekspektasi tersendiri agar semua negara mampu meredam problema-problema yang ada. Implikasi dari pecahnya suatu negara tentu sangat berpengaruh bagi perdamaian dan keamanan kedua negara, serta pertumbuhan ekonomi negara itu sendiri. Termasuk kebijakan untuk menemukan jalan damai yang dikeluarkan Korea Selatan tersebut didukung oleh beberapa negara, termasuk Amerika Serikat.
Hari ini hendaknya mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi. Karena jika sejarah ditelaah, nampak paska perang dunia II telah menunjukan sebuah fenomena yang sangat mengagumkan dan mempesona di bidang budaya, politik, ilmu pengetahuan, maupun kontak sosial. Seperti diantaranya Korea yang kini menjadi negara maju.
Maka tidaklah salah jika kita mau melihat kembali sejarahnya pada masa lampau untuk mencontoh dan mengaplikasikan hal-hal berharga yang bisa kita petik. Dengan melihat mata rantai histori kita dapat membandingkannya dengan aspek saat ini. Tentunya dapat belajar dan mengambil hikmah dan peristiwa sejarah untuk masa depan yang lebih baik.
SOLUSI PERDAMAIAN

Tak sesederhana membalikan telapak tangan untuk menyelesaikan konflik antar Negara, tidak cukup hanya dengan menggagas sebuah konsep, namun perlu konsolidasi dan membangun dukungan-dukungan terhadap semua pihak yang bersangkutan. Untuk mendapatkan perhatian yang positif tentu diperlukan cara komunikasi dan publikasi yang maksimal. Hal tersebut bisa diawali dengan membangun opini yang realistis tanpa menyudutkan segmen lain yang berpotensi menuai keadaan semakin buruk.
Yang terjadi saat ini, hamper sebagian besar negara berunding untuk perdamaian setelah mereka mengalami konflik. Misalkan dua negara yang mengalami ketegangan karena konflik membuat kesepakatan untuk berdamai setelah konflik tersebut terjadi. Sebaiknya kedua negara tersebut melakukan upaya pedamaian sebelum konflik terjadi. Kita kerap disibukan dengan upaya memberikan solusi terhadap sebuah masalah tapi tidak melakukan upaya pencegahan sejak dini.
Pencegahan agar tidak terjadinya konflik, praktik rekonsiliasi sejarah akan menjadi sebuah ide jika pola yang digunakan dilakukan dengan tepat. Seperti melakukan transformasi pengetahuan positif kepada generasi sejak mereka kecil. Melakukan transformasi di sini maksudnya yaitu membuat buku bacaan untuk kalangan dini, agar generasi dikemudian hari bisa memahami pengetahuan sejarah yang dapat memberikan pemahaman yang melahirkan pandangan positif.
Buku sejarah yang dibuat berisi pengetahuan tentang sejarah yang tidak mengarah kepada agitasi dan propaganda, namun didalamnya berisi pengetahuan sejarah yang berimbang tanpa berpihak dan memojokan kepada salah satu negara saja. Hal ini hanya dapat dilakukan jika kesadaran pemerintah antar negara konflik bisa kompromi dengan cara melakukan diplomasi dan berdiskusi untuk menciptakan perdamaian yang dimpikan.
Dalam praktiknya, para ilmuan ahli sejarah dan instansi yang berhubungan dengan buku sejarah dari kedua belah pihak yang sedang dilanda konflik membangun kesepakatan untuk menyosialisasikan buku bacaan tersebut yang lebih berimbang.
Mengenai sosialisasi yang dimaksud dalam paragraph sebelumnya yaitu menyebarkan review buku bacaan yang dibuat dan disepakati, tentunya hal ini tidak luput dari peran media masa dan media lainnya yang dapat menyebarkan seluas-luasnya subtansi dari buku yang dibuat.
Umat manusia di muka bumi ini sudah tidak tabu lagi dengan internet, sehingga media untuk menyebar luasakan informasi tidak begitu sulit. Namun yang harus dimaksimalkan yaitu merealisasikan buku bacaan kepada generasi sejak dini seperti menjadikan buku tersebut sebagai bacaan wajib bagi para siswa di sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah.
Saran yang disampaikan dalam tulisan ini tidak serta-merta tanpa landasan, namun saran kritis terhadap ketegangan yang terjadi terhadap negara di Asia timur, beberapa negara maju melakukan pelunakan hubungan namun tidak semulus yang dicita-citakan. Cita-cita tersebut tentunya merupakan keinginan yang luhur trhadap perdamaian dan kemakmuran.
Setiap ada keinginan disitu ada jalan, itulah pribahasa yang mungkin bisa memotivasi para pecinta perdamaian, ditengah banyaknya ketegangan yang kita rasakan. Namun ketika upaya dimaksimalkan maka konsistensi tersebut akan melahirkan energy positif yang akan mendorong umat manusia melakukan tindakan. Seperti yang kita saksikan dalam forum-forum internasional yang membahas tentang perdamaian dunia, forum tersebut tidak sepi dikunjungi utusan dari berbagai negara. Hal itu menunjukan bahwa masyarakat dunia mendukung penuh akan perdamaian.
Demikianlah salah satu ide yang harus kita tindak lanjuti agar mimpi untuk menciptakan persatuan dan kesatuan dapat berjalan dengan mulus. Kita bisa meyakini jika berdiskusi tentang formasi buku sejarah dari masing-masing negara tentu formatnya sudah bagus. Hanya saja yang harus dipikirkan yaitu mempublikasikan agar rancangan dan konsep yang digagas dapat diterima oleh masyarakat dunia secara menyeluruh.
Diatas sudah disampaikan bahwa dalam membentuk pola pikir masyarakat agar tidak mengarah kepada pemikiran yang buruk maka harus ada pencegahan sebelum sebuah masalah muncul.

google
PERAN PEMUDA

Banyak sekali yang bisa dilakukan oleh pemuda untuk merekonsiliasi sejarah. Ide dan gagasan produktif dari kaum muda bisa dijadikan referensi bagi lembaga yang menggaungkan perdamaian dunia. Karena kekuatan dan daya juang para pemuda lebih tinggi dari segmen yang lain. Bahkan Soekarno, presiden Republik Indonesia pernah berkata “berikan aku sepuluh pemuda, maka akan aku goncangkan dunia”. Bukan serta merta sang presiden mengatakan itu, namun ada kekuatan yang harus diakui pada setiap diri pemuda.
Untuk melakukan rekonsiliasi sejarah dengan nyata, maka perlu diawali dengan kampanye-kampanye bersama pemuda dari seluruh dunia. Mungkin sumpah pemuda yang dideklarasikan oleh pemuda di Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 bisa menjadi salah satu contoh untuk mempersatukan pemuda. Yang mana Indonesia terdiri dari banyak sekali suku dan ras bahkan agama. Namun dengan adanya deklarasi tersebut para pemuda dan tokoh bisa bersatu padu dan saling mendukung untuk menciptakan satu tujuan bersama.
Kita harus membuat sejarah baru yang harus di bumingkan kepada seluruh masyarakat dunia dengan cara berkumpulnya pemuda perwakilan dunia terutama pemuda dari negara yang sedang terjadi konflik. Dalam perkumpulan ini para pemuda melakukan deklarasi dan sumpah bersama untuk menciptakan perdamaian dunia. Dengan cara seperti ini maka sumpah tersebut bisa mengikat setiap jiwa yang melakukan deklarasi tersebut.
google

KENANGAN

Ada contoh lain tentang kehebatan pemuda, dan sesungguhnya ini patut menjadi histori yang menggugah para pemuda di belahan dunia. Ada peristiwa luar biasa diantara negara yang ada di Asia Timur seperti Korea yang diplopori oleh pemuda dari kalangan mahasiswa pada tanggal 1 Maret 1919. Puluhan ribu orang berkumpul di Taman Pagoda di wilayah pusat kota di Jongro. Massa membahana ketika seorang mahasiswa naik ke podium dan mulai membacakan Deklarasi Kemerdekaan.
Deklarasi yang dilakukan oleh sekelompok pemuda dari kalangan mahasiswa tersebut menampakan suatu keberanian, keinginan yang luhur akan kemerdekaan dan kecintaan terhadap tanah air yang dipijakinya. Oleh karena itu hendaknya dalam menyikapi sejarah kebangkitan suatu bangsa, pemuda di belahan dunia harus optimis untuk melakukan dan berperan aktif dalam menyikapi persoalan-persoalan di kancah internasional.
Yang harus menjadi catatan bagi para cendekiawan, mahasiswa dan para kaum intelektual, bahwa dalam menggagas suatu hal apapun tentu memerlukan waktu yang tidak sedikit. Berjuang dalam melakukan perbaikan harus berkelanjutan tanpa henti, karena walau bagaimanapun generasi muda akan menjadi pelangsung untuk melanjutkan para pejuang dimasa kini.
Pesan lain yang harus tersampaikan yaitu, pada prinsipnya setiap orang tidak menyukai perselisihan sehingga jika kita bertanya kepada orang tentang apakah dia senang terhadap kekacauan, maka sebagian besar akan menjawab “tidak”. Slogan-slogan tentang saling mencintai harus digaungkan disetiap tempat, sosialisasi dan publikasi kampanye ini dilakukan secara menyeluruh, inisiator dari gagasan ini harus bermula dari kita yang mengerti dan yang dapat menggunakan akal sehat.
Gagasan ini mungkin lebih pantas disebut sebagai gerakan perdamaian yang diinisiatori oleh kalangan muda dunia, karena kesuksesan sebuah konsep dan gagasan kerap diawali dengan sebuah gerakan yang massif dan tertata dengan rapih. Gerakan semacam ini tentunya akan memberikan pengaruh positif terhadap orang yang menerima informasi tersebut.
Selanjutnya akan ditulis dalam sejarah sebuah gerakan yang menyeru kepada perdamaian, dan rekonsiliasi sejarah akan terjadi setelah pelopor perdamaian membumingkan kegiatan tersebut. Dan akan tercatat dalam sejarah. Catatan tersebut sedapat mungkin menjadi bacaan wajib bagi masyarakat luas, terutama masyarakat dari kalangan muda. Karena kaum muda ini sebagai pewaris peradaban yang akan menjelaskan fakta sejarah kepada generasi selanjutnya.

0 Response to "PEMUDA PASKA PERANG DUNIA"

Posting Komentar

DILARANG KERAS!!

1. Berkomentar Tidak Sopan
2. Sesuai dengan topik